BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam kajian tentang kepemimpinan organisasi, kami memilih organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta sebagai objek penelitian kami karena BEM UNJ merupakan organisasi pemerintahan mahasiswa (OPMAWA) di tingkat universitas, elemen yang ada di organisasi tersebut berasal dari setiap jurusan dan fakultas. Sosok pemimpin tentu sangat penting bagi kemajuan sebuah organisasi yang dipimpinnya, dimana berkembang atau tidaknya masyarakat tersebut tergantung dari sejauh mana pemimpinnya tersebut mengimplementasikan visi dan misinya ke dalam sebuah realisasi program kerja organisasinya. Namun hal tersebut tentu tergantung pula dari karakter dan jiwa kepemimpinan individu pemimpin itu sendiri. Ketua BEM UNIVERSITAS sebagai sebuah jabatan publik mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, tentu mempunyai wewenang dan tanggungjawab terhadap lingkungan Universitas Negeri Jakarta, sesuai dengan regulasi yang berlaku (hukum formal). Sebagai sebuah pemimpin yang hidup di alam demokrasi, tentunya gaya kepemimpinan pun harus bisa disesuaikan dengan kondisi tersebut. Sebab sebagai sebuah jabatan publik yang dihasilkan dari pemilihan secara langsung oleh anggota/mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, setiap keputusan atau kebijakan tentu tidak boleh lepas dari aspirasi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Alasan kami memilih BEM UNJ adalah karena Organisasi BEM UNJ sangat menarik untuk diteliti dan dipahami lebih dalam lagi, termasuk kami yang sangat tertarik untuk mengetahui lebih luas tentang organisasi BEM UNJ, seperti pemimpin dalam organisasi, gaya kepemimpinan, realisasi visi dan misi organisasi, sejarah berdiri BEM UNJ, profil dan hubungan kerja struktur pengurus BEM UNJ dan kepada BEM tiap jurusan dan BEM tiap Fakutas. Selain itu kami juga ingin mengetahui partisipasi dari mahasiswa di UNJ terhadap keberadaan organisasi BEM UNJ, dan interaksi dari tiap pengurus BEM UNJ termasuk ketua umum kepada mahasiswa UNJ. Dengan melihat berbagai macam gaya kepemimpinan, kami ingin mengetahui bagaimana gaya dan jiwa kepemimpinan Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta pada masa pemerintahan 2010-2011 yang bernama Muhamad Hadi Kusumah.
BAB II
PROFIL BEM UNJ
BEM UNJ letak sekretariatnya di Gedung G Kampus UNJ. Dalam menjalin komunikasi dengan organisasi Fakultas dan Jurusan. Ketua BEM UNJ saat ini adalah Muhamad Hadi Kusumah. BEM UNJ terdiri dari lima Departemen yang dipimpin oleh setiap Kepala Departemen, dan dua biro yang dipimpin Ketua Biro. Ketua organisasi BEM UNJ memiliki Forum Ketua Organisasi yang dapat merangkul organisasi di tingkat fakultas maupun jurusan. PSDM memiliki Aliansi PSDM UNJ agar kebijakan dan konsep pengkaderan UNJ dapat diterapkan juga di tingkat fakultas dan jurusan sebagai guna adanya keberlanjutan estafet pergerakan. Departemen Sosial Politik memiliki Green Force yang siap sedia memperkuat jaringan gerakan mahasiswa dan memperluasnya, melakukan penyikapan masalah sosial. Advokasi Memiliki Tim Pembela Mahasiswa sebagai tim khusus untuk melayani dan Advokasi Mahasiswa khususnya untuk menunjang kebutuhan Akademik dan penunjang pelayanan lembaga. Biasanya TPM ini merupakan wakil dari mahasiswa-mahasiswa tingkat fakultas maupun jurusan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta mempunyai sejarah perjalanan yang cukup panjang. Dari mulai perubahan nama dari Senat Mahasiswa IKIP Jakarta, BEM IKIP dan kemudian BEM UNJ, sampai eksistensi keberadaan mereka bagi UNJ itu sendiri bahkan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama, mahasiswa merupakan agen of change. Eksistensi mahasiswa mencuat setelah kejadian ’98, yang mana rakyat melalui mahasiswa menuntut adanya reformasi. Saat itu BEM UNJ masih bernama Senat Mahsasiswa IKIP Jakarta (SMIJ). Dibawah pimpinan Henri Basel (mahasiswa IKIP Jakarta), gabungan mahasiswa yang tergabung dalam FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahassiswa Se-Jakarta) pada tanggal 18 Maret 1998 menjadi kelompok pertama yang mendatangi gedung DPR/MPR RI.
Akhirnya Senat Mahasiswa IKIP Jakarta pun berubah menjadi BEM UNJ (Badan Ekssekutif Mahasiswa IKIP Jakarta) pada tanggal 31 Oktober 1998 setelah dilakukannya Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB). Perubahan Senat Mahasiswa IKIP Jakarta menjadi BEM IKIP Jakarta dikarenakan bentuk Senat Mahasiswa yang merupakan produk Kepmen no 0457/U/1990 menjadikan Senat Mahasiswa tidak independen, tidak aspiratif, serta terkesan terkooptasi oleh rektor.[1] Pada tanggal 28 Desember 1999, setelah diadakannya Pemilihan Raya, akhirnya terpilihlah Yudhi Rohman sebagai Ketua BEM UNJ. Selain perubahan nama dari BEM IKIP Jakarta (BEM IJ) menjadi BEM UNJ, membawa pengaruh signifikan terhadap hal-hal lainnya juga. Seperti penggantian nama Presiden BEM menjadi
Foto dengan Ketua BEM UNJ Hadi
Ketua Umum dan nama-nama menteri berganti menjadi Kepala Departemen. Setelah kepengurusan BEM UNJ oleh Yudhi Rohman, maka digantikan oleh kepengurusan Dedi Supriyadi. Setelah masa jabatan Dedi habis, BEM UNJ diketuai oleh Sardi Effendi. Berikut kepengurusan setelahnya: BEM UNJ di bawah kepemimpinan Defrizal Siregar, BEM UNJ di bawah kepemimpinan Rahmat Arief Kurniawan, BEM UNJ di bawah kepemimpinan Karyadi, BEM UNJ di bawah kepemimpinan Akmal Diky Hujjatul Islam
BAB III
ANALISIS ORGANISASI BEM UNJ
Secara umum gaya kepemimpinan dikategorikan kedalam 3 jenis, diantaranya : pertama, Otoriter (Authoritarian Leadership), kekuasaan otoriter berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan penuh, sang pemimpin dalam kepemimpinan ini disebut juga sebagai diktator, bertindak mengarahkan pikiran, perasaan dan prilaku orang lain kepada suatu tujuan yang telah ditetapkannya. Kedua, Demokratis (Democratic Leadership), yakni gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikkannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya. Ketiga, Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership), Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan prilaku yang pasif dan juga seringkali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Disini kami akan melihat bagaimana sikap yang akan diambil Ketua BEM UNJ bila sedang menghadapi masalah dalam organisasinya, lalu apakah Ketua BEM UNJ mau memberikan kesempatan untuk para anggotanya mengeluarkan pendapat pada saat forum berlangsung? Dan bagaimana pendapat para anggota pengurus BEM UNJ terhadap sikap kepemimpinan Ketua BEM UNJ. Setelah kami melakukan beberapa observasi dan wawancara dengan Ketua BEM UNJ, kami mengidentifikasi Pemimpin organisasi BEM UNJ termasuk pada gaya kepemimpinan demokratis karena di dalam BEM UNJ sangat terbuka kesempatan untuk menyuarakan saran, kritikan, dan pendapat baik itu dari internal BEM UNJ itu sendiri dan dari seluruh mahasiswa di UNJ, tidak ada dominasi ataupun warna kepemimpinan yang diktator di dalam organisasi tersebut, Ketua BEM UNJ juga sangat dekat kepada setiap pihak, yakni Seluruh ketua BEM Fakultas dan Jurusan, dan organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di gedung G.
Pendekatan Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, BEM UNJ menggunakan pendekatan modern dalam menjalankan organisasi. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisa secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu. Dalam hal ini BEM UNJ menjadi wadah perjuangan mahasiswa yang kontributif dan prestatif, sebagaimana yang tercantum dalam visi BEM UNJ itu sendiri. Diwujudkan melalui budaya baca,diskusi, dan tulis. BEM UNJ juga Menciptakan budaya kerja lembaga yang sehat, produktif,dan professional. Mengoptimalisasi pelayanan dan advokasi mahasiswa UNJ dibidang akademik maupun non-akademik. Menjalin dan menjaga kerjasama positif dengan berbagai lembaga
intra maupun ekstra kampus. Desain Stuktur BEM UNJ

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi terbentuk berdasarkan lima bagian organisasi yaitu Strategic Apex, Operating Core, Middle Line, Technostructure, Support Staff. Namun, ke lima bagian dasar tersebut tidak selalu ada secara lengkap dalam sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan berbedanya ukuran dan teknologi yang diterapkan pada setiap suatu organisasi.
BEM UNJ merupakan sebuah organisasi terstruktur. BEM UNJ menurut peneliti memiliki lima elemen terstruktur tersebut. Pertama Strategic Apex yaitu pimpinan tingkat puncak yang diberi tanggungjawab keseluruhan untuk organisasi. Tugas utama mereka adalah menegaskan bahwa visi dan misi organisasi berjalan secara efektif dan merekrut orang-orang untuk melakukan pengendalian organisasi. Dalam hal ini BEM UNJ memiliki Hadi Kusuma sebagai ketua organisasi BEM UNJ. Ketua organisasi bertanggung jawab atas seluruh kegiatan BEM UNJ baik yang bergerak di bidang akademik maupun non-akademik. Segala kegiatan harus diketahui dan disetujui oleh ketua organisasi BEM UNJ, dan mengacu kepada visi dan misi organisasi BEM UNJ tersebut. BEM UNJ Berpartisipasi dalam pengkritisan dan pengawalan kebijakan-kebijakan kampus yang erat kaitannya dengan hak-hak mahasiswa. Berpartisipasi dalam pengkritisan dan pengawalan kebijakan-kebijakan DKI Jakarta, dan Nasional yang berkaitan dengan hak-hak mendasar masyarakat. Memberikan kontribusi dalam memonitoring dan mengembangkan organisasi di tingkat fakultas dan jurusan. Kedua adalah Operating Core terdiri dari Kepala-Kepala Divisi yang menghasilkan pekerjaan inti serta menghasilkan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa baik kegiatan akademik maupun non-akademik. Beberapa divisi-divisi yang terdapat dalam struktur organisasi BEM UNJ ialah PSDM berfungsi sebagai pembuat kebijakan dan konsep pengkaderan yang terintegrasi guna adanya keberlanjutan estafet pergerakan serta memiliki mekanisme fund rising sebagai penyokong gerakan organsisasi. Litbang berfungsi sebagai pembuat kebijakan pengawasan, peningkatan dan tindakan terhadap etos kerja pengurus. Ketiga Middle Line line merupakan pihak yang menghubungkan antara strategic apex dan operating core. Dalam pelaksanaannya, pengawasan langsung membutuhkan kontak pribadi antara ketua lembaga dan kepala divisi, sehingga dapat dikontrol dengan baik. Jadi, yang bertindak sebagai middle line dalam BEM UNJ adalah Kepala-kepala departemen. Beberapa departemen yang terdapat dalam struktur BEM UNJ ialah Departemen Dalam Negeri yang berfokus kepada kerja urusan dalam negeri seperti komunikasi, pengawasan, dan penyikapan kebijakan kampus, hubungan dengan birokrat kampus dam masalah-masalah internal UNJ hubungan antara Elemen mahasiswa di UNJ (Opmawa dan UKM) dan pengkaderan seperti Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas. Departemen Advokasi memiliki fokus kerja melayani dan Advokasi Mahasiswa khususnya untuk menunjang kebutuhan Akademik, Memiliki sistem Informasi yang terintegrasi guna menunjang pelayanan Lembaga. Departemen Pendidikan memiliki fokus kerja mengembangkan isu-isu pendidikan baik internal maupun eksternal UNJ dengan melakukan penyikapan di dalamnya, melakukan kajian-kajian pendidikan kontemporer, optimalisasi tim Education Watch, dan membuat Blue Print peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dan pendidikan alternatif. Departemen Sosial Politik memiliki fokus kerja menyikapi perkembangan sosial politik terkini dengan pernyataan sikap atau kajian yang diadakan seperta: BBM, memperkuat basis masa dengan adanya tim Aksi Green Force yang siap sedia memperkuat jaringan gerakan mahasiswa dan memperluasnya, melakukan penyikapan masalah sosial. Depatemen Kominfo memiliki fokus kerja agar terciptanya sarana media informasi BEM UNJ seperti buletin Gemas, Website yang on-line dan email yang produktif.
Keempat adalah technostructure. Mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi. BEM UNJ sedikit mengadopsi sistem pemerintahan Negara BEM merupakan Badan Eksekutif Mahasiswa. Jika ada eksekutif maka ada legislatif atau dalam organisasi kampus UNJ yang berperan sebagai pengawas ialah Majelis Tinggi Mahasiswa atau disingkat dengan MTM. MTM berfungsi membentuk peraturan perundang-undangan, pemilihan ketua BEM UNJ serta standarisasi kegiatan BEM UNJ baik dari segi waktu maupun efektivitas kinerja BEM UNJ. Kelima, support staff adalah memberi jasa pendukung kepada organisasi. BEM UNJ memiliki mitra kerja untuk memberikan kontribusi dalam memonitoring dan mengembangkan organisasi di tingkat fakultas dan jurusan.
Variabel KepemimpinanèSifat dan Keahlian Pemimpin
MOTIVASI dan MANAJERIAL, Peran Ketua Organisasi BEM UNJ mampu bekerja sama dengan para anggota BEM UNJ dan mampu menjalin dan membina hubungan yang baik dengan mahasiswa. Perwakilan-perwakilan mahasiswa dari setiap fakultas maupun jurusan pun dapat menampung aspirasi mahasiswa, walaupun terkadang aspirasi tersebut terkadang tidak terwujud. Dimulai dari rapat kerja yang mampu merombak ulang visi misi BEM UNJ itu sendiri. Pada kepemimpinan yang sekaranng BEM UNJ mampu mendeklarasikan sebagai BEM yang dapat menjadi wadah pergerakan bagi mahasiswa. BEM UNJ turut Berpartisipasi dalam Proses Pengembangan kampus, baik melalui tindakan nyata maupun pewarnaan terhadap Kebijakan Kampus. Memberikan pelayanan dan advokasi terhadap hak-hal mendasar Mahasiswa dalam bidang akademik maupun non-akademik. Berpartisipasi dalam pengkritisan dan pengawalan kebijakan-kebijakan kampus yang erat kaitannya dengan hak-hak mahasiswa, kepentingan masyarakat daerah DKI dan nasional, berkontribusi memonitoring dan mengembangkan organisasi di tingkat fakultas dan jurusan dengan membudayakan Baca, Diskusi, dan Tulis.
KEPERCAYAAN DIRI, Berawal dari tanggapan positif mahasiswa mengenai Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPMAWA), maka BEM merupakan struktur yang sedikit diadopsi oleh teman-teman mahasiswa sebagaimana sistem pemerintahan yang sedang berlangsung di Negara ini. Organisasi mahasiswa saat ini mampu memberikan gambaran kehidupan sesungguhnya bahkan memfasilitasi kehidupan demokrasi. Bagi para anggota Organisasi mahasiswa dapat menjadi ajang pembelajaran bagi setiap individu untuk lebih percaya diri menatap masa depan. Mahasiswa tidak sepatutnya mengasingkan diri dari masyarakat namun seharusnya mahasiswa terjun ke masyarakat agar terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. TINGKAT KEKUATAN, Menunjuk pada angket MTM tahun 2010. Mahasiswa mulai merasakan adanya kebermanfatan BEM UNJ. Sekitar 50% - 60% responden mengatakan bahwa adanya kebermanfataan yang diberikan oleh BEM UNJ. Awal kepengurusan para pengurus melakukan kunjungan ke setiap Organisasi Mahasiswa yang berada dalam lingkungan kampus. Mengundang dan menjalin kominikasi dengan teman-teman mahasiswa yang berkecimpung di organisasi eksternal kampus, merupakan satu cara untuk membangun kekuatan bagi BEM UNJ. Akhirnya, saat MPA tahun 2010 terwujud lahir konsep MPA UNJ SATU. KEDEWASAAN EMOSIONAL, Setiap pengurus menjadi panutan bagi pengurus lainnya. Beberapa pengurus memiliki kompetensi memotivasi sehingga tak heran pengurus tersebut menjadi teman cerita berbagi kisah bagi pengurus lain. Ketika ada konflik individu pengurus yang memiliki kompetensi memotivasi inilah yang menjadi penengah dan me-mediasi masalah agar cepat terselesaikan. KEAHLIAN TEKNIS, Kegiatan-kegiatan BEM UNJ merupakan hasil dari penyebaran angket. Kebanyakan kegiatan merupakan solusi dari keluhan mahasiswa. Beberapa kegiatan di adakan dengan melihat segi momentumnya, segi waktu, dan analisa kebutuhan. Beberapa program kerja sempat mundur dari hasil keputusan rapat kerja atau bahkan double kegiatan. Namun hal ini dapat diselesaikan melalui rapat pimpinan. MTM sebagai fungsi kontrol terhadap BEM UNJ menyatakan bahwa 50% - 60% mahasiswa menyatakan bahwa merasakan ada kebermanfatan BEM UNJ. Misalnya saja kegiatan NADI, beasiswa yang diberikan oleh TPM kepada mahasiswa UNJ yang tidak mampu membayar uang kuliah. Anggota BEM UNJ berkisar antara 50- 70 orang. 70 orang merupakan mahasiswa yang tercantum namanya sebagai anggota BEM UNJ. Namun yang mampu aktif, rapat anggota, dan mampu merealisasikan hasil rapat anggota berkisar 50-62 orang. Hal ini dikarenakan kesibukan masing-masing anggota. Hal yang terpenting dalam keahlian teknis ialah mampu menuangkan ide dan mampu merealisasikannya. KEAHLIAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA, BEM UNJ sebagai pelayan mahasiswa sangat menyadari banyak masalah dan keluhan yang terjadi dalam keseharian mahasiswa di dunia kampus. Beberapa hal dilakukan untuk menangani masalah dan keluhan tersebut, tak banyak pula penyelesaian masalah dan keluhan mahasiswa mengikuti kebijakan periode sebelumya. Misalnya saja ketika kasus empat mahasiswa hampir tidak jadi mengikuti sidang skripsi karena mengalami kendala dengan KHS, akhirnya BEM UNJ memediasi mahasiswa tersebut untuk menghadap ke Pembantu Rektor I. Selain itu untuk menjaring aspirasi mahasiswa BEM UNJ berkonsolidasi dengan organisasi tingkat fakultas maupun jurusan. Selain itu BEM UNJ saling tukar kegiatan bahkan bekerja sama dengan organisasi internal maupun eksternal kampus. KEAHLIAN KONSEPTUAL, BEM UNJ mampu menuangkan hal-hal yang bersifat konseptual dan mengaplikasikannya sebagai wujud nyata BEM UNJ sebagai wadah pergerakan mahasiswa yang kontributif dan prestatif. Pertama, ialah Membudayakan Baca, Diskusi dan Tulis dengan cara: Menumbuhkembangkan gerakan-gerakan yang akan menunjang Minat Baca, diskusi dan menulis di lingkar kampus sebagai jati diri Intelektual Mahasiswa. Memahami Permasalahan-permasalahan di dalam maupun luar kampus untuk dicarikan solusinya. Kedua, ialah Menciptakan Budaya Kerja Lembaga yang Sehat , Produktif dan Profesional. Dengan upaya Memiliki Standar Operasional Prosedur di beberapa bidang sesuai dengan kebutuhan. Membuat kebijakan pengawasan, peningkatan dan tindakan terhadap etos kerja pengurus. Memiliki mekanisme fund rising sebagai penyokong Gerakan Lembaga. Ketiga, Mengoptimalkan Pelayanan dan Advokasi Mahasiswa UNJ dibidang Akademik maupun Non-Akademik. Agar terwujud maka harus memiliki tim khusus untuk melayani dan Advokasi Mahasiswa khususnya untuk menunjang kebutuhan Akademik. Keempat, Menjalin Kerja Sama Positif dengan Lembaga Intra maupun Ekstra Kampus. Dilakukan dengan Optimalisasi pola komunikasi efektif dengan elemen OPMAWA sebagai usaha mengoptimalkan Kontribusi.
Perilaku PemimpinèORIENTASI PADA TUGAS, Kegiatan yang dilakukan BEM UNJ tidak hanya berorientasi pada tugas saja, namun lebih kepada masalah yang terjadi di kampus, atau bahkan keluhan mahasiswa. BEM UNJ melakukan pergerakan juga melalui analisa kebutuhan, di samping itu dari segi momentum dan efisiensi waktu juga diperhitungkan oleh BEM UNJ. Jadi BEM UNJ saat ini tidak hanya berorientasi pada program kerja saja. PEMELIHARAAN KELOMPOK, Terkait pemeliharaan kelompok, BEM UNJ menjalin hubungan yang erat bagi mahasiswa yang berada di organisasi internal kampus maupun eksternal kampus. Menjalin komunikasi yang baik dengan mahasiswa di Fakultas maupun Jurusan. Saat ini BEM UNJ lebih terkesan Inklusif daripada periode-periode sebelumnya. Budaya menegur dan jangan harap ditegur terlebih dahulu itulah budaya yang saat ini ada di BEM UNJ. Berkunjung ke organisasi resimen mahasiswa, yang berujung pada penyampaian keluh-kesah mahasiswa yang aktif di organisasi resimen. MEMPENGARUHI LEWAT SUBORDINAT, Untuk tetap menjalin hubungan yang baik dan menghimpun kekuatan. BEM UNJ selalu menjalin komunikasi dengan mahasiswa yang aktif di organisasi fakultas maupun jurusan. Namun pada periode tahun ini komunikasi ini kurang berjalan baik. Karena fokus utama BEM UNJ tahun ini adalah dapat merangkul dan membaur dengan mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa di kampus. Biasanya sekretariat BEM UNJ sehabis Maghrib sudah sepi atau bahkan terkunci. Namun pada saat ini BEM UNJ mampu bertahan sampai tengah malam, guna mendengarkan aspirasi teman-teman mahasiswa. PERILAKU REPRESENTATIF, Tahun ini BEM UNJ memiliki tanggung jawab moral yang cukup besar yaitu bagaimana membentuk mahasiswa untuk gemar berbudaya baca, tulis, dan diskusi. Langka nyata untuk mengajak mahasiswa agar aktif ialah mengadakan diskusi-diskusi ilmiah terkait issue nasional bahkan luar negeri atau hanya terkait masalah internal kampus. BEM UNJ juga berlangganan Koran dari enam media guna menambah suplemen pengetahuan. Inilah perlaku representatif yang dilakukan oleh BEM UNJ.
Variabel AntaraèUSAHA dan KOMITMEN BAWAHAN, Usaha dan komitmen bawahan untuk tetap berkontribusi kepada BEM UNJ cukup filosofis. Didasari oleh aktualisasi diri, untuk mengasah kepekaan sosial, bahkan pengembangan potensi baik dari segi ketrampilan, pengetahuan, dan pelajaran bermakna tentang kehidupan. Usahanya yang dilakukan ialah BEM UNJ saat ini lebih membaur, dan tidak inklusif karena pada dasarnya mahsiswa yang berada di organisasi BEM UNJ adalah pelayan mahasiswa dan sepatutnya BEM UNJdapat membaur dan tidak menimbulkan GAP (jarak) antar sesama mahasiswa. KEAHLIAN BAWAHAN, Bawahan mampu berkoordinasi dengan mahasiswa di tingkat Fakultas maupun Jurusan. Karena pada dasarnya mereka adalah wakil-wakil dari teman-teman mahasiswa tingkat Fakultas maupun Jurusan. Mereka mampu menampung aspirasi mahasiswa, yang terealiasi dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh BEM UNJ. Namun banyak permasalahan yang tidak dapat ditemukan solusinya. ORIENTASI TUGAS ORGANISASI, Setiap kegiatan yang diadakan oleh BEM UNJ menjadi kegiatan bersama. Misalnya saja PSDM memiliki program kerja Community Development. PSDM yang menjadi garda terdepan dalam kegiatan tersebut namun teman-teman dari beberapa Departemen lain pun turut membantu. Jadi orientasi tugas ini didasarkan pada semangat kekeluargaan organisasi. PERAN BAWAHAN dan KEJELASAN SIKAP, Banyaknya anggota BEM UNJ menjadikan peran bawahan menjadi cukup signifikan. Anggota berkisar antara 70 orang. Hanya 50 orang yang mampu aktif dan berkontribusi bagi kemajuan BEM UNJ. Walaupun beberapa anggota lebih fokus terhadap akademisnya namun anggota mampu merealisasikan kegiatan bagi pelayanan mahasiswa. JASA dan SUMBER DAYA DUKUNG, Dalam hal ini jasa dan sumber daya dukungnya ialah setiap elemen kampus. Birokrat kampus yang sangat terbuka terhadap aspirasi mahasiwa menjadi sumber daya dukung bagi kinerja BEM UNJ itu sendiri. Mitra kerja BEM UNJ pun mampu menjalankan amanah dengan bertanggung jawab.
Variabel Hasil AkhirèPENAMPILAN KELOMPOK, Pada awal kepengurusan beberapa anggota dan pengurus belum mampu untuk tampil dan sebagai penampung aspirasi mahasiswa. Setelah BEM UNJ berjalan hampir tengah periode. Beberapa pengurus dan anggota mmapu untuk tampil ke khalayak guna menanmpung aspirasi mahasiswa. PENCAPAIAN TUJUAN, Tujuan BEM UNJ merupakan identitas BEM UNJ itu sendiri. Peran BEM UNJ mensejahterakan mahasiswa. Sebagai pelayan mahasiwa BEM UNJ mampu untuk melayani mahasiswa sebagai wujud nyata dalam rangka mencapai kesejahteraan mahasiswa. BEM UNJ juga harus mampu menjadi wakil mahasiswa hal ini ditampilkan dalam bentuk sebuah pergerakan. KAPABILITAS KELOMPOK, Mahasiswa UNJ memiliki tanggapan postif terhadap keIberadaan Organisasi Pemerintahan Mahasiswa. BEM UNJ yang notabenenya adalah wakil-wakil dari fakultas dan jurusan guna menjadi wadah pergerakan mahasiswa yang kontributi dan prestatif.
BAB IV
PENUTUP
Organisasi BEM UNJ yang dipimpin oleh Mahamad Hadi Kusumah saat ini menjadi organisasi yang inklusif dan sangat terbuka bagi setiap elemen mahasiswa di kampus, seperti mahasiswa secara umum di kampus, pengurus BEM tingkat fakultas dan Jurusan. Saat kepengurusan BEM dipimpin oleh Hadi diakui dan dapat diketahui bahwa BEM UNJ saat ini sudah memberikan dampak yang berarti bagi mahasiswa di kampus. Padahal sebelumnya BEM UNJ itu dianggap oleh kebanyakan mahasiswa sebagai organisasi yang eksklusif, dan terkhusus bagi ketua umum nya sebagai pimpinan organisasi BEM UNJ selama ini kurang bisa berbaur di lingkungan internal kampus, namun saat kepengurusan Hadi saat ini pendapat itu dapat ditepis dan dibangun kembali suatu citra yang baik bagi organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi.
Kegiatan yang dilakukan oleh BEM UNJ merupakan kebutuhan dari seluruh mahasiswa yang ada di kampus, karena sebelum kepengurusan ini berjalan. Di awali dengan penyebaran angket tentang kebutuhan mahasiswa, dan mengadakan analisis terhadap beberapa kegiatan, melihat dari segi waktu dan momentumnya. Saat menjalankan kegiatan di BEM UNJ adanya koordinasi kerjasama yang begitu erat, contohnya saja saat Departemen Kaderisasi melakukan kegiatan MPA, semua pengurus biro dan Departemen ikut membantu terselenggaranya kegiatan tersebut. Saat kepengurusan BEM UNJ berjalan, yang berfungsi mengontrol dan melihat kinerja BEM UNJ secara intens adalah Majelis Tinggi Mahasiswa (MTM), sebagai Lembaga Legislatif mahasiswa tertinggi di kampus, terdiri dari perwakilan mahasiswa dari tiap jurusan dan fakultas. Kehadiran MTM ini dapat mengontrol kinerja kepengurusan BEM UNJ apabila di suatu waktu atau di suatu kegiatan melakukan kesalahan, maka MTM berhak menegur dan mengingatkan untuk perbaikan kinerja, peran dari MTM sangat membantu dalam memperbaiki kinerja BEM UNJ, termasuk kepengurusan tahun 2010-2011 yang dipimpin oleh Hadi, secara khusus kepemimpinan dari saudara Hadi-pun dirasakan ada manfaatnya, secara demokrasi dan dipahami secara awam, Ketua BEM UNJ dapat berbaur ke berbagai pihak yang ada di kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar