Selasa, 05 Juli 2011

Sosiologi Industri


PENDAHULUAN
Abstrak
Perusahaan Taksi di wilayah Jakarta saat ini semakin berkembang pesat, ditandai dengan jumlah perusahaan taksi yang semakin banyak. Sehingga berdampak pada persaingan diantara perusahaan taksi yang ada, untuk itu setiap perusahaan taksi memberikan berbagai fasilitas kepada pelanggannya, fasilitas ini diharapkan untuk menarik perhatian dari para pelanggannya. Namun tidak bisa dipungkiri supir taksi sebagai bagian dari perusahaan taksi memiliki masalah dalam menjalankan profesinya, karena supir taksi diberikan target setoran yang begitu tinggi, ditengah-tengah semakin sulitnya mencari penumpang saat ini. Namun ada juga beberapa perusahaan taksi yang memberikan keringanan kepada supirnya agar supir tersebut merasa betah dan nyaman bekerja di perusahaannya.
Data dan Analisis Perusahaan Taksi
            Pada zaman sekarang terutama di wilayah perkotaan, kelompok sosial yang timbul atas dasar latar belakang profesi dan pekerjaan berkembang menjadi semakin beragam. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh penghasilan, salah satunya adalah profesi sebagai supir taksi. Sebagai modal transportasi umum di Ibukota Jakarta, taksi bisa digolongkan sebagai media transportasi umum untuk golongan masyarakat menengah ke atas yang dipercaya oleh masyarakat umum, alasannya antara lain dan terutama dengan menggunakan taksi dapat menghemat waktu dibanding menggunakan kendaraan umum.
Sebagai salah satu alat transportasi umum, perusahaan taksi saat ini semakin berkembang dan jumlahnya semakin banyak, setiap perusahaan taksi menawarkan berbagai kelebihan dan beberapa fasilitas untuk menarik perhatian dari masyarakat sebagai pengguna taksi. Dengan kian bertambahnya perusahaan taksi, maka kebutuhan akan supir taksi juga meningkat, persyaratan yang diutamakan dibeberapa perusahaan taksi yang terutama adalah dapat mengemudi dan memiliki pengalaman dibidang mengendarai mobil. Selain menawarkan fasilitas kepada masyarakat, perusahaan taksi juga memberikan fasilitas kepada para supir taksinya, gunanya untuk membuat supir taksi nyaman dan betah dengan pekerjaan yang ditekuninya.
Disaat-saat seperti sekarang ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan, dan berpengaruh pada permintaan lowongan pekerjaan sebagai supir taksi. Kebanyakan supir taksi yang ada saat ini adalah masyarakat yang dulunya sudah menjalani profesi yang beragam dan berbeda-beda, ada yang sebelumnya sebagai pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan Swasta. Bahkan saat sudah berprofesi sebagai supir taksi, tidak jarang supir taksi berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, dengan alasan untuk mencari kenyamanan yang lebih baik lagi, kenyamanan yang dapat diartikan dari segi materi dan non materi. Dari segi materi supir taksi biasanya akan membandingkan dan mencari perusahaan yang gaji atau bonusnya lebih besar. Dan non materi adalah berhubungan dengan interaksi dan kebijakan yang ditentukan oleh manajemen perusahaan.
Kami mendapat tugas tentang Perusahaan Taksi akan menjelaskannya lebih dalam dan lebih jelas lagi, yang bahannya kami dapatkan dari penelitian di lapangan melalui observasi dan wawancara secara langsung agar mendapatkan informasi yang akurat. Kami memiliki tujuh orang supir taksi sebagai informan kami yang terdiri dari masing-masing perusahaan taksi yang berbeda. Melalui tulisan ini kami akan menjelaskan motivasi dari supir taksi memilih pekerjaan sebagai supir taksi, interaksi dan hubungan kerja supir taksi pada sesama supir taksi dan kepada pihak manajemen perusahaan taksi, mendeskripsikan setiap masalah ataupun kendala yang ada di dalam perusahaan dan supir taksi tersebut, menjelaskan peran supir taksi tersebut di dalam keluarganya, kemudian kami akan menjelaskannya dengan beberapa teori yang ada. Anggota kelompok kami sebanyak tujuh orang masing-masingnya mencari informan supir taksi dari perusahaan yang berbeda-beda, dan kami membandingkan tiap data yang didapatkan seperti tiap informan dan perusahaan yang berbeda-beda. Karena salah satu informan kami adalah supir taksi perempuan, kami juga akan menganalisisnya dari perspektif gender. Apakah ada pembedaan perlakuan dan jam kerja antara supir taksi yang berjenis kelamin pria dan wanita. Alasan para informan memilih bekerja sebagai supir taksi hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Seperti Bapak Bahri yang memilih perkerjaan tersebut karena ia merasa tidak memiliki keahlian lain selain mengemudi.
Untuk rekrutmen calon pengemudi baru sebagain besar perusahaan memberi persyaratan untuk mempunyai pengalaman kerja dan bisa mengemudi tentunya. Perusahaan taksi menggunakan desain kerja bagi karyawannya, yakni menyesuaikan dengan keahlian. Hal  ini dikarenakan untuk meminimumkan waktu serta biaya training perusahaan. Selain itu menyertakan Surat Permohonan Kerja, Keterangan Tanda Penduduk, Surat Ijin Mengemudi, Kartu Keluarga, Surat Nikah, Foto, Surat Keterangan Domisili, pengalaman, dan Surat Keterangan Kelakuan Baik.
Berikut ini adalah tabel perbandingan beberapa informan yang kami dapatkan
Nama pengemudi
Perusahaan
Lama bekerja
System pembagian upah
System kepemilikan mobil
Jam bekerja
Fasilitas yang diberikan
Daniel Barus
Indah taxi
10 tahun
setoran
Bisa menjadi milik pribadi
24 jam
Mess dan pangkalan/pool
Alwi
Blue bird
3 tahun
komisi
Milik perusahaan
18 jam
Jaminan kesehatan, beasiswa untuk anak berprestasi, bonus
Syamsudin
Golden taxi
6 tahun
setoran
Milik perusahaan
24 jam
Tidak ada fasilitas yang di berikan
Yono
Express taxi
12 tahun
setoran
Bisa menjadi milik pribadi
24 jam
Mess dan asuransi kesehatan
Herman Bahri
TaxiKu
3 tahun
komisi
Milik perusahaan
20 jam
Jaminan kesehatan, bonus, mess untuk pengemudi
Faris mulyono
Cab Taxi
3 tahun
setoran
Milik perusahaan
7 jam

Sari
Cipaganti
5 bulan
setoran
Milik perusahaan
15 jam
Beasiswa utk anak berprestasi

Dari tabel diatas kami dapat membandingkan antara sistem upah yang menggunakan setoran dengan komisi, untuk perusahaan yang menggunakan system setoran pengemudi biasanya mempunyai kendala tersediri seperti bila pengemudi tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan  maka pengemudi harus menutupi kekurangan setoran dengan cara menombok, dengan uang pribadi, sedangkan untuk system komisi untuk mendapatkan bonus maka para pengemudi taksi harus memperoleh target minimum.
Untuk sistem kepemilikan kendaraan ada sebagian dari informan kami yang menyatakan bahwa sistem kepemilikan dapat menjadi milik pribadi, seperti pada perusahaan taksi Express kita dapat memiliki mobil tersebut secara pribadi dengan cara menyetorkan uang muka sebesar Rp 8.000.000 lalu di akumulasi oleh target setoran. Dan sebagian besar kepemilikan kendaraan tidak dapat menjadi milik pribadi namun menjadi milik perusahaan.
Perusahaan taksi biasanya menerapkan jam kerja yang di luar batas normal, seperti ada beberapa informan dari kami yang harus bekerja selama 24 jam dikarenakan hasil pendapatan selama sehari tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh perusahaan. Karena di kejar setoran membuat ada sebagian dari pengemudi yang berlaku curang kepada penumpangnya seperti hanya mau melayani penumpang yang jarak jauh serta memainkan argo sehingga menjadi mahal yang sering kita sebut “argo kuda”.
Perusahaan taksi biasanya tidak membedakan antara pengemudi laki-laki maupun pengemudi perempuan, mereka diperlakukan sama dari jam kerjanya hingga besarnya setoran yang harus disetorkan. Yang terpenting untuk sebuah perusahaan taksi adalah setoran yang telah ditetapkan dapat terpenuhi setiap harinya. Mengingat pekerjaan sebagai supir taksi mempunyai resiko bekerja yang cukup besar di perjalanan. Maka bila terjadi kecelakaan ada beberapa perusahan yang akan menanggung biaya kerusakan atau pergantian armada taksi yang rusak, adapula perusahaan yang membebankan biaya yang ditanggung antara perusahaan 50% dengan pengemudi 50% bila terjadi kerusakan, adapula perusahaan yang tidak mau menanggung beban kerusakan bila terjadi kecelakaan.
Makna kerja yang dapat kita ambil melalui wawancara oleh beberapa informan sebagian besar adalah hampir sebagian besar berorientasi untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya, walaupun demikian para informan kami tidak hanya berfikir besarnya upah atau komisi yang akan di peroleh, seperti bapak Daniel dan bapak Bahri mereka lebih mementingkan kenyamanan yang mereka perlukan, oleh karena itu tidak jarang mereka harus berpindah perusahan taxi yang satu denga perusahan taxi yang lainnya.
Analisa Teori Sosiologi Industri
Hubungan antara Perusahaan dan Pengemudi Taksi
            Hubungan Industrial Perusahaan taksi terdiri dari kelas sosial yakni pihak manajemen perusahaan sebagai kaum borjuis, supir taksi sebagai kaum proletar. Kelas sosial memang sengaja dikembangkan di lingkungan perusahaan taksi sehingga pemikiran tersebut tertanam kuat di dalam diri kelas ssoial tersebut. contohnya, konsep untuk memberikan kenyamanan dan pelayanan maksimal bagi pelanggan taksi sudah ditanam sejak supir taksi pertama kali ingin melamar ataupun saat ada training/pelatihan. Hal itu mendorong setiap pihak mulai dari manajemen perusahaan dan supir taksi menjalankan tugas dan peranannya dengan maksimal demi terwujudnya kenyamanan bagi pelanggannya. Di dalam industri perusahaan taksi juga ada aturan yang dibuat untuk mengatur perilaku anggotanya, setiap supir taksi harus memenuhi setoran yang telah ditentukan per harinya, dan supir taksi harus mengembalikan mobilnya ke perusahaan diwaktu yang telah disepakati sebelumnya, apabila dilanggar maka aka nada konsekuensi dari apa yang dilakukan, bisa berbentuk hukuman atau denda.
            Pihak manajemen memperhatikan kebutuhan sosial dari supir taksi sebagai karyawan perusahaannya dengan memberikan kepuasan agar mereka merasa penting di perusahaannya, hal ini akan berdampak kepada sikap kerja supir taksi tersebut. supir taksi akan merasa nyaman bekerja di perusahaannya, karena pihak perusahaan begitu peduli dan mengerti akan kebutuhannya. Setiap keluhan yang datang akan sesegera mungkin harus ditanggapi dan diselesaikan oleh pihak perusahaan, maka konflik dalam pekerjaan supir taksi akan dapat dihindari bila hal ini ada dijalankan di industri perusahaan taksi.
Beberapa perusahaan taksi akan memberikan kenyamanan bagi pengguna jasanya dan sangat mengedepankan nilai nilai kejujuran, keramahan, keamanan dan kebersihan dalam menjalani profesinya tersebut. Misalnya saja pada perusahaan Bue Bird yang mengembalikan barang-barang tertinggal di taksinya kepada pemiliknya.
Alienasi Sang Pengemudi taksi
            Inti seluruh teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya tergantung pada kegiatan produktif di mana secara aktif orang terlibat dalam mengubah lingkungannya. Namun, kegiatan produktif itu mempunyai akibat yang paradoks dan ironis, karena begitu individu mencurahkan tenaga kreatifnya itu dalam kegiatan produktif , maka produk-produk kegiatan ini memiliki sifat sebagai benda obyektif yang terlepas dari manusia yang membuatnya.
            Tentang alienasi menurut Marx merupakan akibat dari hilangnya kontrol individu atas kegiatan kreatifnya sendiri dan produksi yang dihasilkannya. Pekerjaan dialami sebagai suatu keharusan untuk sekedar bertahan hidup dan tidak sebagai alat bagi manusia untuk mengembangkan kemampuan kreatifnya. Alienasi melekat dalam setiap sistem pembagian kerja dan pemilikan pribadi, tetapi bentuknya yang paling ekstrem ada di dalam kapitalisme, dimana mekanisme pasar yang impersonal itu, menurunkan kodrat manusia menjadi komoditi, dilihat sebagai satu pernyataan hukum alam dan kebebasan manusia. bentuk ekstrem alienasi itu merupakan akibt dari perampasan produk buruh oleh majikan kapitalisnya.
            Mayoritas pengemudi taksi hampir kehilangan kreativitasnya sendiri terhadap jasa yang diberikannya. Sistem setoran maupun komisi membuat para pengemudi taksi semakin mengalienasi dirinya. Terlihat komisi merupakan sistem yang baik diterapkan di perusahaan taksi, namun ternyata sistem komisi membuat para pengemudi taksi gemar bekerja bukan karena mereka mencintai profesi tersebut tapi dilandaskan atas pemenuhan kebutahan hidup. Begitupun sistem setoran para pengemudi bekerja dengan batas-batas yang tidak ditentukan, dan yang ada di benak para pengemudi ialah orientasi mengejar target setoran yang ditetapkan oleh perusahan.
            Makna pekerjaan sebagai supir taksi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, hampir semua dari informan kami memiliki alasan karena untuk  memenuhi kebutuhan hidup maka mereka menekuni profesi sebagai supir taksi, kebutuhan hidup yang semakin meningkat diharuskan para supir taksi ini untuk lebih bekerja keras dalam mencari pendapatan.
            Marx menekankan bahwa alienasi kelihatannya benar-benar tidak dapat dielakkan dalam pandangan mengenai kodrat manusia yang paradoks. Di satu pihak manusia menuangkan potensi manusiawinya yang kreatif dalam kegiatannya, dilain pihak, produk-produk kegiatan kreatifnya itu menjadi benda yang berada di luar kontrol manusia yang menciptakannya yang menghambat kreativitas mereka selanjutnya. Bagi Marx alienasi akan berakhir, bila manusia mampu untuk mengungkapkan secara utuh dalam kegiatannya untuk mereka sendiri, sehingga ekspolitasi dan penindasan tidak menjangkiti manusia lagi.
Kapitalisme- Karl Marx
            Pihak perusahaan sebagai pemilik modal produksi yang mempekerjakan supir taksi dengan eksploitasi yang tidak terlihat bagi masyarakat awam. Padahal hal ini justru nyata terjadi di pekerjaan supir taksi tersebut, modal produksi seperti mobil, fasilitas adalah milik dari pihak perusahaan. Mobil tersebut diberikan hak pemakaiannya kepada supir untuk digunakan mencari pendapatan. Status supir taksi ini adalah sebagai buruh dari pihak pemilik modal. Para supir taksi harus bekerja keras dalam memenuhi setoran per hari nya yang beraneka ragam, dan termasuk golongan yang tinggi apabila kita melihat semakin banyaknya perusahaan taksi di Jakarta, jenis besaran setoran setiap perusahaan taksi ada yang Rp.220.000/harinya bahkan bisa mencapai Rp.400.000/harinya padahal komisi yang diberikan sangat kecil, hanya berkisar 15%-25%. Apabila supir taksi tidak bisa memenuhi target setoran per harinya maka supir taksi akan menggantinya dengan uang pribadi, kalau tidak ada uang pengganti maka supir taksi itu akan menimbun utang pada pihak perusahaan, apabila hutang semakin besar dan setoran per harinya selalu tidak mencukupi, alasan pemecatan siap menanti bagi supir tersebut. Adanya pemaksaan dari perusahaan taksi yang membebankan setoran sepenuhnya kepada supir taksi tersebut, terlihat bentuk eksploitasi pekerjaan di dalam profesi sebagai supir taksi.
Konflik Sosial
            Marx berargumen bahwa manusia tidak akan menjadi mahluk merdeka dan akan terus terasing, karena apapun yang dilakukan pada hakekatnya adalah di bawah kendali sebuah sistem mekanistis. Misalnya saja di perusahaan taksi status pekerjanya ada yang berstatus karyawan tetap dan kontrak. Untuk yang berstatus kontrak biasanya dikontrak untuk masa 5 tahun, dan dapat diperpanjang lagi dengan melihat kinerja dari setiap supir taksi. Sistem kontrak ini sangat memberatkan supir taksi, karena pekerjaan atau profesi mereka hanya untuk beberapa tahun saja, dan saat memperpanjang kontrak belum tentu dapat diterima lagi, karena perusahaan akan mendatangkan tenaga-tenaga baru, kesempatannya sangat kecil sekali. Dan untuk karyawan tetap berpengaruh kepada supir taksi dalam kebebasannya, supir taksi merasa dikekang dengan berbagai aturan yang ditentukan oleh perusahaan. Apabila mengundurkan diri akan berdampak pada konsekuensi dalam membayar uang jaminan kepada perusahaan yang telah disetujui saat diterima di awal bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar